🐲 Keberadaan Terumbu Karang Yang Indah Sangat Penting Dalam Pengembangan Sektor

Sumberdaya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. [1] Yang tergolong di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan Berbagaiekosistem seperti hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun, dan estuaria dapat ditemui di berbagai wilayah pesisir Indonesia. Dengan begitu Indonesia memiliki posisi yang sangat staregis dalam hal kemaritiman. Selain itu, posisi Indonesia yang terletak di Samudra Hindia memiliki peran yang penting bagi negara-negara di dunia Sayangnyapada 1944, Morotai berhasil diduduki tentara Amerika Serikat. Jika datang ke Morotai, traveler akan melihat peninggalan seperti tank, topi baja, sampai peralatan makan yang disimpan di Museum Perang Dunia II. Selain itu, traveler yang hobi diving juga bisa melihat puing-puing kendaraan perang yang kini menjadi terumbu karang. 5. Pulau terumbukarang. Melambatnya pola arus dalam padang lamun memberi kondisi alami yang sangat di senangi oleh ikan-ikan kecil dan invertebrata kecil seperti beberapa jenis udang, kuda laut, bivalve, gastropoda dan echinodermata. Hal terpenting lainnya adalah daun-daun lamun berasosiasi dengan alga kecil yang dikenal Penggabunganantara kearifan lokal, sistem sosial, ekonomi dan budaya dan format pengelolaan terumbu karang yang akuntabel merupakan kombinasi ideal untuk tujuan tersebut. Kearifan lokal yang dimiliki masyarakat pesisir didapatkan karena kedekatannya dengan sumberdaya yang kemudian dibingkai kedalam suatu sistem sosial, ekonomi dan budaya. ikannemo yg sangat cantik berenang di terumbu karang yang indah Terumbukarang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa di mana mereka memiliki sebuah dalam tubuhnya tentakel. Berikut ini pembahasan kunci jawaban materi IPS Kelas 7 SMP mengenai fungsi dan keberadaan terumbu karang. Langsung simak ulasannya, yuk! Baca Juga: Mengenal Terumbu Karang, Rumah bagi Jutaan Spesies Biota Laut. Kunci Terumbukarang yang mengisi taman laut Karimunjawa terdiri dari tipe terumbu karang pantai (fringing reefs), terumbu karang penghalang (barrier reefs), dan beberapa taka (patch reef). Pulau-pulau, taman laut, dan pantai Karimunjawa memiliki pemandangan yang sangat indah, dengan perairan dangkal (kedalaman berkisar antara 15 hingga 40 meter) dan Pertama tujuan pembangunan perikanan secara ekonomis dianggap berkelanjutan, jika sektor perikanan tersebut mampu menghasilkan produk ikan secara berkesinambungan (on continuing basis), memberikan kesejahteraan finansial bagi para pelakunya, dan memberikan sumbangan devisa serta pajak yang signifikan bagi negara. . Ekosistem terumbu karang yang merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir mempunyai peranan yang sangat penting baik dari aspek ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis ekosistem terumbu karang merupakan tempat berbagai organisme yang berasosiasi dengannya untuk berlindung, mencari makan dan berkembang biak. Disamping itu keberadaan ekosistem terumbu karang dapat melindungi pantai dari gelombang dan abrasi. Sedang kan secara ekonomi, ekosistem terumbu karang yang indah merupakan objek wisata bahari yang menarik serta merupakan daerah “fishing ground” yang potensial terutama bagi nelayan tradisional. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free EKOWISATA TERUMBU KARANG Lis M. Yapanto Fakultas Perikanan Dan Kelautan jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Universitas Negeri Gorontalo lizrossler PENDAHULUAN Latar Belakang Terumbu karang dan segala kehidupan yang ada di dalamnya merupakan salah satu kekayaan alam yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia dan tidak ternilai harganya. Diperkirakan luas terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia adalah lebih dari km persegi yang tersebar luas dari perairan kawasan Barat Indonesia sampai kawasan Timur Indonesia. Wilayah Indonesia merupakan tempat bagi sekitar 1/8 dari terumbu karang dunia dan merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman biota perairan dibanding dengan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Ekosistem terumbu karang yang merupakan salah satu ekosistem wilayah pesisir mempunyai peranan yang sangat penting baik dari aspek ekologis maupun ekonomis. Secara ekologis ekosistem terumbu karang merupakan tempat berbagai organisme yang berasosiasi dengannya untuk berlindung, mencari makan dan berkembang biak. Disamping itu keberadaan ekosistem terumbu karang dapat melindungi pantai dari gelombang dan abrasi. Sedang kan secara ekonomi, ekosistem terumbu karang yang indah merupakan objek wisata bahari yang menarik serta merupakan daerah “fishing ground” yang potensial terutama bagi nelayan tradisional. Istilah terumbu karang sebenarnya mengandung makna gabungan antara terumbu dan karang. Secara umum terumbu dapat diart ikan sebagai suatu substrat keras di perairan laut yang menjadi habitat dari berbagai biota laut. Kelimpahan nutrien pada ekosistem terumbu karang menjadikannya suatu ekosistem yang kaya akan berbagai biota laut yang mengandalkan lingkungan ini, baik sebagai tempat mencari makan, tempat berpijah maupun berlindung, ekosistem terumbu karang juga mempunyai peran lain dalam melindungi pantai dari terpaan ombak sekaligus sebagai kawasan yang mampu memberikan jasa lingkungan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Rumusan Masalah 1. apa itu ekowisata? 2. apa itu terumbu karang? Tujuan Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari matakuliah ekowisata, serta menambah wawasan mahasiswa mengenai ekowisata terumbu karang. BAB II PEMBAHASAN Ekowisata Ekowisata menurut Fennel dalam arida 2009 merupakan wisata yang berbasis alam yang berkelanjutan dengan fokus pengalaman dan pendididkan tentang alam, dikelola dengan sistem pengelolaan tertentu dan memberikan dampak negatif paling rendah terhadap lingkungan, tidak bersifat konsumtif dan berorientasi pada lokal dalam hal kontrol, manfaat yang dapat diambil dari kegiatan usaha. Ekowisata adalah kegiatan wisata yang bersifat khas. Dalam hal ini, kegiatan yang berisi unsur “eko” saja yang dapat dimasukan dalam ekowisata, yaitu memperhatiakan aspek ekologis, ekonomis dan persepsi masyarakat, bahkan secara khusus ada ahli yang mengatakan bahwa kegiatan ekowisata ini melibatkan unsur pendidikan Arida,200923. Ekosistem Terumbu Karang Terdapat tiga jenis tipe struktur terumbu karang di Indonesia, yaitu karang tepi fringing reef, karang penghalang barrier reef, dan karang cincin atoll. Terumbu karang khususnya terumbu karang tepi tumbuh subur di daerah dengan ombak yang cukup dan kedalaman tidak lebih 40m sehingga berperan penting sebagai pelindung pantai dari hempasan gelombang dan arus kuat yang berasal dari laut. Selain itu terumbu karang mempunyai peran utama sebagai habitat, tempat mencari makan feeding ground, tempat asuhan dan pembesaran nursery ground serta tempat pemijahan spawning ground bagi berbagai biota yang hidup di terumbu karang Bengen, 2001. Proses fotosintesis bagi zooxanthellae tergantung dari penetrasi radiasi matahari yang masuk ke dalam kolom air, maka kedalaman dan kejernihan air merupakan faktor pembatas pertumbuhan dan perkembangan terumbu dan koloni karang. Radiasi matahari yang cukup untuk mendukung proses fotosintesis zooxanthellae terumbu karang yang terjadi pada kedalaman tersebut dan kejernihan air terkait dengan kandungan sedimen alam perairan. Di satu sisi kandungan sedimen yang tinggi akan menghambat penetrasi radiasi matahari sehingga mengurangi jumlah radiasi yang diperlukan untuk proses fotosintesis, disisilain endapan sedimen di permukaan koloni karang menyebabkan karang mengeluarkan banyak energi untuk membersihkan diri dari sedimen tersebut. Akibatnya karang kehilangan banyak energi, sementara proses fotosintesa untuk menghasilkan energi juga terhambat. Hal itulah yang menyebabkan karang terhambat pertumbuhan nya Nybakken, 1992. Nontji 1987, mengemukakan ekosistem terumbu karang meliputi areal seluas km2 dari luas perairan dan merupakan ekosistem unik, hidup di daerah tropis dengan produktifitas yang sangat tinggi. Menurut Zhong dan Dong 1999, terumbu karang coral reef terdiri dari dua kata yaitu terumbu reef yang berarti endapan masif kapur limestone, terutama kalsium karbonat CaCO3 yang berupa hasil sekresi kapur dari hewan karang dan biota-biota lainnya, seperti alga berkapur dan moluska, dari hasil sekresi tersebut terbentuk konstruksi batu kapur biogenis sebagai struktur dasar ekosistem pesisir. Nyabaken 1986, juga menyebutkan terumbu dapat diartikan punggungan laut yang terbentuk oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air. Sedangkan, karang coral, yaitu sejenis hewan dari ordo scleractinia, yang menghasilkan kalsium karbonat CaCO3 dari hasil sekresinya. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip. Jadi terumbu karang coral reef adalah sebuah ekosistem di dasar laut pada daerah tropis yang tebentuk dari kapur hasil sekresi biota laut khususnya jenis-jenis karang batu dan alga berkapur bersama-sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya seperti jenis mollusca, crustacean, echinodermata, polikhaeta, porifera, dan tuni kata juga biota-biota yang hidup bebas di perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan jenis-jenis nekton Sumich dan Dudley, 1992. Perbedaan pengertian dari masing-masing kata dari terumbu karang secara tidak langsung menyatakan bahwa karang terbagi berdasarkan pembentuknya. Terdapat dua kelompok karang berdasarkan pembentuknya yaitu karang hermatifik dan karang ahermatifik. Perbedaan kedua kelompok karang ini adalah terletak pada kemampuan karang hermatifik dalam menghasilkan terumbu. Kemampuan menghasilkan terumbu ini disebabkan oleh adanya sel-sel tumbuhan yang bersimbiosis di dalam jaringan karang hermatifik. Sel-sel tumbuhan ini dinamakan zooxanthellae. Dahuri, et al. 2001, mengatakan Karang hermatifik hanya ditemukan di daerah tropis sedangkan karang ahermatifik tersebar di seluruh dunia. Zooxanthellae melalui proses fotosintesis membantu memberi suplai makanan dan oksigen bagi polip dan juga mambantu proses pembentukan kerangka kapur serta memberi warna pada karang. Sebaliknya polip karang menghasilkan sisa-sisa metabolisme berupa karbon dioksida, fosfat dan nitrogen yang digunakan oleh zooxanthellae untuk fotosintesis dan pertumbuhannya Nontji, 1993. Menurut Nyabakken 1992, ekosistem terumbu karang memiliki kemampuan untuk menahan nutrien dalam sistem sehingga merupakan ekosistem yang subur dan memiliki produktivitas organik yang tinggi. Ekosistem terumbu karang dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata bahari dikarenakan ekosistem terumbu karang yang kaya akan keanekaragaman spesies dan penghuninya disebabkan habitat pada ekosistem terumbu karang yang bervariasi Dahuri et al.,2001. Selain fungsi ekologis, terumbu karang juga memiliki keindahan karena adanya berbagai jenis karang, ikan, lili laut, teripang, kerang-kerangan, siput laut, dan lain sebagainya, yang membuat takjub para wisatawan. Terumbu karang dapat menjadi objek wisata melalui kegiatan snorkeling, menyelam, ataupun hanya melihat keindahannya dari atas kapal yang dilengkapi kaca pada lantainya glass bottom boat Yusri, 2012. Berdasarkan pertumbuhan dan hubungan dengan daratan terumbu karang dapat dibedakan menjadi 3 tipe yaitu, terumbu karang tepi fringing reef mayoritas berada di daerah pesisir pantai hingga kedalaman 40 m yang tumbuh ke atas dan mengarah ke laut lepas, perkembangannya mengelilingi pulau, terumbu karang penghalang barrier reef relatif lebih jauh dari pulau sekitar 0,52 km kearah laut lepas berupa batas perairan dengan kedalaman 75 m umumnya berada di sekitar pulau yang amat besar membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus, dan terumbu karang cincin atol berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulau-pulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan. Terumbu karang cincin merupakan proses lanjutan dari terumbu karang penghalang, dengan kedalaman rata-rata 45 m. Namun di Indonesia memiliki satu ciri khas bentuk terumbu karang, yaitu terumbu karang gosong pacth reef terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal Castro dan Huber, 2005. Wisata Bahari Wisata juga umumnya disebut pariwisata, dalam bukunya Warpani 2007, mengatakan bahwa penggunaaan kata pariwisata baru populer digunakan pada tahun 1958. Sebelum itu masih digunakan kata turisme, yang merupakan serapan bahasa belanda tourisme. Setelah tahun 1956 resmilah kata pariwisata sebagai padanan tourisme. Perkembangan dan pengayaan makna selanjutnya adalah hadirnya istilah darmawisata, karyawisata, widyawisata, yang semuanya mengandung unsur “wisata”. Menurut Pendit 2002, wisata secara harfiah diambil dari kata bahasa sansekerta yang berasal dari „wis‟ yang berarti rumah, kampung atau komunitas, dan „ata‟ yang berarti mengembara atau pergi terus menerus. Wisata menurut Pusat Bahasa 2008, berarti bepergian bersama-sama, baik untuk tujuan memperluas pengetahuan atau hanya sekedar bersenang-senang. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009, Bab I Pasal 1 Butir 1 berbunyi “Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi pengembangan pribadi atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara”. Dalam sebuah kegiatan wisata, pelaku atau yang melakukan wisata disebut sebagai wisatawan. Berdasarkan semua pengertian yang telah dikemukakan dapat ditemukan kesaman dari semua pengetian tersebut yang menunjuk kepada tiga hal yaitu, pelaku, objek yang berupa tempat, serta waktu. Kegiatan wisata tentu mempunyai daya tarik sebagai objek yang membuat wisatawan berdatangan dan mau menikmati, mengamati atau mempelajari. Sehingga dalam kegiatan wisata daya tarik inilah yang sangat penting. Oleh karena itu menurut kegiatan wisata atau pariwisata harus menjaga dan menjamin kelestarian lingkungan Warpani, 2007. Namun dalam menjaga kelestarian lingkungan tidaklah mudah. Jumlah wisatawan yang mengunjungi daerah yang masih asli lingkungannya meningkat secara tajam pada beberapa tahun belakagan ini. Oleh karena itu perlunya konsep daya dukung kawasan dalam suatu area wisata. Daya dukung kawasan merupakan salah satu bagian dari konsep ekowisata. Pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2009 Tentang Pengembangan Ekowisata di Daerah, ekowisata dibagi menurut jenisnya yaitu, ekowisata bahari, ekowisata hutan, ekowisata pegunungan dan ekowisata karst. Layaknya konsep ekowisata pada umumnya yang berbasis lingkungan, penentuan daya dukung kawasan wisata bahari lebih dikhususkan untuk pemanfaatan ekosistem pesisir dan laut yang bijak dan ramah lingkungan. Seperti yang ditegaskan Yulianda 2007, bahwa ekowisata bahari merupakan ekowisata yang memanfaatkan karakter sumber daya pesisir dan laut. Ekowisata bahari merupakan konsep wisata bahari yang ramah lingkungan atau kegiatan yang berorientasi pada kelestarian lingkungan untuk menjembatani kepentingan perlindungan sumber daya alam dan industri kepariwisataan Yulianda, 2007. Nurisyah 1998 dalam Lewaherilla 2002, berpendapat keragaman daerah pesisir dalam kegiatan wisata bahari merupakan daya tarik tersendiri, sehingga dalam jenis pemanfaatan wilayah pesisir dan laut sebagai kawasan wisata bahari dapat dibagi menjadi kegiatan yang dilakukan di perairan dan kegiatan yang dilakukan di pantai. Jenis kegiatan di perairan berupa kegiatan berperahu, berenang, snorkeling, menyelam dan memancing. Sedangkan kegiatan dipantai seperti olah raga pantai, piknik menikmati atmosfer laut, dan sebagainya. Menurut Ketjulan 2010, jika ditinjau dari aspek konservasi, ekowisata bahari merupakan bagian dari kegiatan untuk melestarikan sumberdaya pesisir dan laut karena pengembangan ekowisata didasarkan pada kerusakan ekosistem atau sumber daya akibat kegiatan wisata atau kegiatan lain yang memberikan dampak negatif. Ketjulan 2010 menambahkan, kegiatan wisata bahari dapat menimbukan turunnya kualitas sumber daya sehingga perlunya pemanfaatan sumberdaya pesisir dan laut yang tetap memperhatikan keseimbangan antara pemanfaatan dan kelestarian sumber daya objek dari kegiatan wisata dengan melakukan pengelolaan yang berkelanjutan. Tidak jauh berbeda, dengan berdasar pada defenisi ekowisata, Tuwo 2011 menyimpulkan bahwa ekowisata bahari merupakan wisata yang berbasis pada sumberdaya pesisir dan laut dengan meneyertakan aspek pendidikan dan interpretasi terhadap lingkungan alami dan budaya masyarakat dengan pengelolaan kelestarian ekosistem pesisir dan laut. Namun dalam hal ini konsep ekowisata yang diterapkan hanya mencakup daya dukung fisik dari daerah wisata. Wisata Selam Dunia selam awalnya merupakan salah satu rangkaian dari kegiatan olahraga, sehingga belum digunakan sebagai salah satu media untuk menikmati keindahan laut. Seiring perkembangannya kegiatan penyelaman mulai berubah fungsi menjadi kegiatan untuk menikmati keindahan bawah laut yang kemudian disebut wisata selam. Menurut Suhonggo 1998 dalam Santoso 1998 menyelam atau diving terbagi menjadi dua kategori yaitu skin diving atau scuba diving. Scuba diving adalah menyelam di dasar permukaan air sehingga kita dapat menikmati keindahan bawah air secara lebih dekat Suhonggo, 1998 dalamSantoso, 1998. Pada kegiatan wisata selam ada beberapa kategori yang harus diperhatikan untuk kelayakan suatu lokasi penyelaman yaitu, kecerahan perairan, tutupan komunitas karang, jenis karang, jenis ikan karang, kecepatan arus, dan kedalaman terumbu karang. Sedangkan untuk daya dukung wisata selam harus memenuhi luasan 2000 m2 untuk dua orang penyelam, dalam waktu 8 jam sehari Yulianda, 2007. Wisata Snorkeling Berbeda dengan selam scuba diving, Snorkeling skin diving diartikan sebagai salah satu jenis menyelam dibawah air menggunakan snorkel, alat khusus berupa pipa yang dihubungkan dengan udara yang membuat kita dapat bernapas di dalam air, dengan posisi kepala tetap di dalam air sambil menikmati keindahan yang berada di dasar Suhonggo, 1998 dalam Santoso 1998. Skin diving memiliki kriteria kelayakan suatu lokasi untuk dijadikan lokasi wisata selam, tidak jauh berbeda dengan kegiatan scuba diving, berupa kecerahan perairan, tutupan karang, jenis bentuk pertumbuhan karang lifeform karang, jenis ikan karang, kecepatan arus, dan kedalaman terumbu karang serta ditambahkan lebar hamparan dasar karang, sedangkan untuk memenuhi daya dukungnya, area yang harus tersedia untuk seorang pengunjung adalah 500 m2, dan waktu yang dibutuhkan dalam sehari 6 jamYulianda, 2007. BAB III Kesimpulan Terumbu karang mengandung berbagai manfaat yang sangat besar dan beragam, baik secara ekologi maupun ekonomi. Estimasi jenis manfaat yang terkandung dalam terumbu karang dapat diidentifikasi menjadi dua yaitu manfaat langsung dan manfaat tidak langsung. Manfaat dari terumbu karang yang langsung dapat dimanfaatkan oleh manusia adalah • sebagai tempat hidup ikan yang banyak dibutuhkan manusia dalam bidang pangan, seperti ikan, dan batu karang, • pariwisata, wisata bahari melihat keindahan bentuk dan warnanya. • penelitian dan pemanfaatan biota perairan lainnya yang terkandung di dalamnya. Sedangkan yang termasuk dalam pemanfaatan tidak langsung adalah sebagai penahan abrasi pantai yang disebabkan gelombang dan ombak laut, serta sebagai sumber keanekaragaman hayati. Saran Dalam menata sebuah kawasan menjadi tempat rekreasi, dibutuhkan inovasi baik itu infrastruktur bangunan seperti transportasi, hotel, juga keamanan dan kenyamanan para wisatawan. Miskin inovasi akan terasa sulit untuk memasuki bisnis rekreasi berbasis masyarakat dan ekologi. Bukan hanya bom inovasi, artinya bukan hanya sekali dibuat tapi berlaku untuk seterusnya berkelanjutan /sustainable. REFERENCE [1] Akbar, Aldino. 2006. Inventarisasi Pontensi Ekosistem Terumbu Karang UntukWisata Bahari Snokeling dan Selam di Pulau Kera, Pulau Lutung dan Pulau Burung di Kecamatan Sinjuk, Kabupaten Belitung. Institut Pertanian Bogor. Bogor. [2] Avery, T. Berlin, G. 1985. Fundamental of Remote Sensing and Air-Photo Interpretasion. Prantice Hall, inc. New York. [3] Bahar, Ahmad., Dan Rahmadi Tambaru. 2011. Analisis Kesesuaian dan Daya Dukung Kawasan Wisata Bahari di Kabupaten Polewali Mandar. Jurnal Wisata Bahari Polman. Polewli-Mandar. [4] Bengen, D. G. dan Retraubun, A. S. W. 2006. Menguak Realitas dan Urgensi Pengelolaan Berbasis Eko-sosio Sistem Pulau-Pulau Kecil. Pusat Pembelajaran dan Pengembangan Pesisir dan Laut P4L, Bogor. [5] Castro, P. dan Huber ME. 2005. Marine Biology Ed ke-5. Mc Graw Hill International. New York. [6] Ceballos, dan H. Lascurain. 1987. The future of ecotourism. Mexico Journal January, Mexico. [7] Clarke, K. C. 1997. Getting Started With Geographic Information Systems. Englewood Cliffs, New Jersey Prentice Hall. [8] Coral Reef Rehabilitation and Management Program Phase II COREMAP. 2009. Cerita Sukses COREMAP II Kabupaten Raja Ampat. Coral Reef Rehabilitation and Management Program Phase II COREMAP II Kabupaten Raja Ampat, Raja Ampat. [9] Dahuri, R., Rais J., dan Ginting 2004. Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Lautan Secara Terpadu. PT Paradya Paramitha. Jakarta. [10] English, S., C. Wilson, dan V. Baker. 1997. Survey Manual of Tropical Marine Resource. ASEAN-Australia Marine Science Project Living Coastal Resources. Australia. [11] FAO. 1981. A Frame for Land Evaluation. FAO and Agriculture Organization of The United Nastion. Roma. [12] Yapanto, Musa, 2018. Distribution of Seafood Production in Bajo Sector of Gorontalo Province Indonesia. International Journal of Innovative Science and Research Technology, 38. [13] Yapanto, L. M., & Olilingo, F. Z. 2020. The contribution of the fisheries and marine sectors to improving regional income. 2210, 1307–1321. [14] Muhaimin, A. W., Toiba, H., Retnoningsih, D., & Yapanto, L. M. 2020. The Impact of Technology Adoption on Income and Food Security Of Smallholder Cassava Farmers Empirical Evidence From Indonesia. 299, 699–706 [15] Setiawan, R., Pio, L., Cavaliere, L., Sankaran, D., Rani, K., Yapanto, L. M., Laskar, N. H., Raisal, I., Christabel, G. J. A., Setiawan, R., Petra, U. K., Airlangga, U., Pio, L., Cavaliere, L., & Foggia, U. Access to Financial Services and Women Empowerment, through Microfinance eligibility. 1, 841–859. [16] Yapanto, L. M., Tanipu, F., Paramata, A. R., & Actors, E. 2020. THE EFFECTIVENESS OF FISHERY COOPERATIVE INSTITUTIONS. 1725, 1329–1338. [17] Muhaimin, A. W., & Wijayanti, V. 2019. ANALYSIS OF MARKET STRUCTURE, CONDUCT AND PERFORMANCE OF CORN ZEA MAYS L. IN KEDUNG MALANG VILLAGE, PAPAR DISTRICT, KEDIRI REGENCY, EAST JAVA. International Journal of Civil Engineering and Technology IJCIET, 10, 10–16. [18] Yapanto, L. 2019. Marketing Efficiency of Sea Food Production in Bajo District Boalemo Province Gorontalo. 1985. [19] Muhaimin, A. W., Toiba, H., Retnoningsih, D., & Yapanto, L. M. 2020. The Impact of Technology Adoption on Income and Food Security Of Smallholder Cassava Farmers Empirical Evidence From Indonesia. 299, 699–706. [20] Yapanto, 2019. Marketing Efficiency of Sea Food Production in Bajo District Boalemo Province Gorontalo. 1985. [21] Yapanto, L. M., & Nursinar, S. Traditional Handline Fishing in Pohuwato Regency, Indonesia. 6, 24–30. [22] Sundram, S., Venkateswaran, P. S., Jain, V., Yu, Y., Yapanto, L. M., Raisal, I., Gupta, A., & Regin, R. 2020. The Impact of Knowledge Management on The Performance of Employees The Case of Small Medium Enterprises. Productivity Management, 251S, 554–567. [23] Yapanto, & Modjo, M. L. 2018. Assessing public awareness level on the preservation of coral reefs The case study in Biak Numfor, Papua, Indonesia. In Copyright EM International. [24] Baruadi, A. S. R., & Yapanto, L. M. 2020. Supporting the capacity of coastal areas in North Gorontalo District. 811, 1932–1941. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this publication. Lis M YapantoFachruddin Z Olilingo²North Gorontalo District has potential fisheries resources. But the contribution of the fishery against Gross Regional Domestic Product GRDP only of In general, this research aims to identify and analyze the fisheries sector's assistance in the economy, knowing the base's level and exploring the fishery economic typology. The methods used are secondary data analysis. Data analysis is an analysis of Shift Share analysis, Location Quotient LQ, and the Klassen Typology analysis. Amount of LQ, typology of the economic sector of fisheries obtained assistance based on prevailing. Constant prices put the fishing on order/rank fifth and sixth in the achieving of GRDP. The fisheries sector in Gorontalo Utara district is not a sector basis with patterns and economic structure growing with a condition relative's left behind. Five sub-districts became a priority and needed to be developed/ is the resource of the new economy, and the center of technology administration, the essence of corporate organizations. It was used as a method for generating sustainable economic gains and higher performance from the 1990s. It has now become a key asset to maintain profitable corporate advantages and a catalyst for sustained progress and innovation. Each corporation aims to expand and develop whether it is a small business or a large company so that the owners can return on their investment. This objective can be achieved by sustainably superior corporate efficiency. Several variables will affect the current economy's operational success, but information management is becoming more relevant. This paper is intended to summarize knowledge management, emphasizing the importance of this practice area and, on the other hand, presenting some case studies on how knowledge management from various industries is applied. Therefore, after analyzing many case studies where knowledge management is applied, we will explore the concept that knowledge management has significant consequences for an organisation's efficiency. We will continue Manuscript; Original published in Productivity management, 251S, GITO Verlag, P. 554-567, ISSN 1868-8519, 2020 555 by emphasizing organisations' general view, their current economy, the information management framework, and how it can be used in organizations. This is accompanied by an overview of information management instances applied and their effect on overall performance. Ultimately, our statement indicates that knowledge management has a positive impact on business aim of this study was to assess the level of public awareness on the importance of the coral reefs preservation in Biak Numfor, Province Papua, Indonesia. The study employed descriptive qualitative research method. Data collection techniques were using questionnaires and interviews as well as documents. The result of this study showed that the level of public awareness on the coral reefs preservation as follows 1 in the district of Oridek with a population of 4,665 people, there are 52% aware of the necessity to regulate the management of marine resources corals; 2 in district Amaindo population of 2,209 people the level of awareness was high with a total 18% concern that the need for regulation management of marine resources and Padaido counties with a population of 1,707 inhabitants that have high levels of awareness about the need to regulate the management of marine resource utilization by 15%, as well as in districts Biak East with a population of 6,698 inhabitants that has a level of consciousness should be setting the management of marine resources especially coral reefs by 15%. In terms of public knowledge about the things that destroy coral reefs for Aimando region has the highest percentage, namely 50% of people already know all that can damage coral reefs. While at the district level Aimando people to things that can damage coral reefs by 21%, then the district Padaido is about 16%, in East Biak district-level people's knowledge to cause damage to coral reefs by 13%. Oridek people in the region have a high level of awareness. With Coremap program impacts most notably the increased well-being of coastal communities. In order to maintain the balance and preservation of coral reefs need to pass a law governing regulation. Coremap existence needs to be continued in order to preserve the existence of coral reef ecosystems to sustain life aquatic purpose of this study is to analyze the relationship between adoption of new technologies, income and food security of small farmers in East Java. Data from a survey of 300 cassava farmers from three districts Malang, Blitar, and Trenggalek, East Java Province were analyzed to explain this problem. Matching tendency scores are used to analyze the impact of adoption of new technologies such as the selection of "Varieties Malang 4" cassava varieties for corn flour to affect income and food security in cassava farmers. The results of econometric analysis reveal that there is an impact on heterogeneity of adoption. We find that adoption has a positive effect on agricultural income and diversity of household diets. However, the adoption has a negative impact on smallholder management strategies for food insecurity. The results show that improving technology can improve the welfare of small farmers. Lis M YapantoFarid Th MusaThe research was conducted in Bajo Tilamuta Village, Boalemo District, Gorontalo Province. Marketing is one of the most important activities in marketing seafood in Bajo Village in Boalemo, because one of the factors that become a constraint is the availability of adequate infrastructure. In Bajo Lemito Village, Boalemo Regency has high potential for fishery such as; Cucumbers and Pearls of the Sea, Mabe, Japing. The purpose of this study is to study the economic situation in Bajo Tilamuta Village Boalemo District, living conditions of fishermen, production and marketing. The research method used is descriptive by using purposive sampling method that is direct sampling because it is known before the sample can represent population. While the data analysis using quantitative and qualitative methods. The qualitative method is to provide a discussion of quantitative data relating to the theoretical aspects and separated by categories to get conclusions. The results of this study provide information that the sea cucumber classified as having a good marketing efficiency and categorized into the marketing that has been efficient when marketing pearl shells, Mabe, marketing Japing not Lis Lis M YapantoThe study was conducted in Bajo Tilamuta Village, Boalemo District, Gorontalo Province. Marketing is one of the most important activities in marketing the existing seafood in Bajo Village in Boalemo, because one of the factors that become obstacle is the availability of adequate infrastructure. In Bajo Lemito Village, Boalemo Regency has potential for high value fishery such as; Sea Cucumbers and Pearls, Mabe, Japing. The purpose of this study is to study the state of the economy in the Village Bajo Tilamuta Boalemo district, living conditions of fishermen, production and marketing. The research method is descriptive by using purposive sampling method that is taking direct samples because it is known before that the sample can represent the population. While the data analysis using quantitative and qualitative methods. Qualitative method is to provide a discussion of quantitative data relating to theoretical aspects and separated by category to get conclusions. The results of the study provide information that the sea cucumber is classified as having a good marketing efficiency and categorized into the already efficient marketing while marketing pearl shells, Mabe, Japing marketing has not been Sahri Lis M YapantoThe research objective is to determine the coastal area's carrying capacity, which is the main focus of research. The research has been conducted for three months, starting from Juny 2020 to August 2020. The data needed in this study consists of primary data and secondary data. Primary data comes from information that supports the achievement of research objectives. Primary data can come from field information, community information, and documents relevant to the achievement of research objectives. Secondary data consists of data related to the management and utilization of coastal areas, traditional and modern, and various other relevant documents. Primary collected data by observations and field surveys, interviews with key informants, namely people recorded as having lived in coastal areas for a long time. The in-depth interview process carried out using an interview guide, which contains the informant's main things. Technical Sampling by Purposive Sampling, namely the area selected based on its ability to answer and provide information about the problem and research objectives. The area taken as the sample is because the researcher thinks that the coastal area has the information needed for his research. The number of samples taken was three districts from a homogeneous sub-district population. Analysis of the priority of coastal area development using an integrated approach This analysis will be carried out using the process hierarchy analysis AHP. The conclusion that fishing technology has not been able to maximize fisheries' full potential in marine areas. The government must immediatelybuilding infrastructure that supports downstreaming in coastal areas, encouraging increased capacity or volume of capture fisheries using fishermen's Pontensi Ekosistem Terumbu Karang UntukWisata Bahari Snokeling dan Selam di Pulau KeraAldino AkbarAkbar, Aldino. 2006. Inventarisasi Pontensi Ekosistem Terumbu Karang UntukWisata Bahari Snokeling dan Selam di Pulau Kera, Pulau Lutung dan Pulau Burung di Kecamatan Sinjuk, Kabupaten Belitung. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Terumbu karang merupakan ekosistem marine berupa masif kalsium karbonat CaCO3. Terumbu karang sebagian besar terdapat di triangle coral reef yaitu di perairan Indo-Pasifik salah satunya di kepulauan Indonesia. Oleh karena itu, terumbu karang adalah kekayaan hayati Indonesia yang harus tetap dijaga. Hal ini menjadi sumber inspirasi dalam mewujudkan ide dan gagasan, sehingga tertuang ke dalam bentuk karya keramik hias. Proses penciptaan karya keramik ini mengadaptasi dari metode perancangan SP. Gustami 2004. Tahap pertama adalah ekplorasi mencangkup meditasi, penelusuran, pengalian, pengumpulan data dan referensi mengenai sumber ide tentang terumbu karang di Indonesia. Tahap kedua meliputi 1 perencanaan, melakukan eksplorasi bentuk dan teknik; 2 visualisasi gagasan, menjadikan sketsa terpilih sebagai bentuk model prototipe. Tahap ketiga meliputi 1 perwujudan, melakukan pengembangan/ penyempurnaan sketsa terpilih yang akan digunakan sebagai rekabentuk dalam proses berkarya; 2 mengadakan penilaian dan evaluasi hasil karya. Hasil karya yang divisualisasikan sebanyak 7 karya seni keramik dengan bentuk 2 dimensi relief dan 3 dimensi. Diharapkan dengan penciptaan ini menjadi referensi masyarakat mengenai mengembangkan sektor alam sebagai sumber inspirasi produk kerajinan khas daerah pesisir Indonesia, serta membantu kecintaan masyarakat terhadap terumbu karang dan konservasi terumbu karang di Indonesia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies JADECS, Vol 3 No. 2 - November 2018 e-ISSN 2548-6543 59 TERUMBU KARANG SEBAGAI IDE INSPIRASI PEMBUATAN KERAJINAN KERAMIK HIAS Febriari1, Ponimin2 Program Studi Pendidikan Seni Rupa, Jurusan Seni dan Desain, Fakultas Sastra, Universitas Negeri Malang Jl. Semarang No. 5, Malang, Jawa Timur 65145, Indonesia. Email Abstract Coral reefs are marine ecosystems in a form of massive calcium carbonate CaCO3. Most are inhabiting the triangle coral reef in Indo-Pacific ocean that one of which is in the Indonesian archipelago. Therefore, coral reefs are Indonesia's biological riches that must be maintained. This is a source of inspiration that is embodied in the form of ornamental ceramic. The process of creating this ceramic art is adapted from the design method created by Gustami 2004. The first stage is exploration that includes meditation, tracing, data collection, and reference on the source of ideas about coral reef representation in Indonesia. The second stage is 1 planning, exploring the forms and techniques; 2 visualization of ideas, making sketches selected as models prototype. The third stage is, 1 the embodiment, undertake the development/ refinement of selected sketches that will be used as recabinance in the process of work; 2 perform assessment and evaluation of the work. The work is visualized as many as 7 works of ceramic art with 2 dimensional relief and the 3 dimension. It is hoped that this creation will become a community's reference to develop the natural sector as a source of inspiration for craft products typical of coastal areas of Indonesia, as well as to help a community's love of coral reefs and coral reef conservation in Indonesia. Key Words coral reef, inspiration, ornamental ceramic Abstrak Terumbu karang merupakan ekosistem marine berupa masif kalsium karbonat CaCO3. Terumbu karang sebagian besar terdapat di triangle coral reef yaitu di perairan Indo-Pasifik salah satunya di kepulauan Indonesia. Oleh karena itu, terumbu karang adalah kekayaan hayati Indonesia yang harus tetap dijaga. Hal ini menjadi sumber inspirasi dalam mewujudkan ide dan gagasan, sehingga tertuang ke dalam bentuk karya keramik hias. Proses penciptaan karya keramik ini mengadaptasi dari metode perancangan SP. Gustami 2004. Tahap pertama adalah ekplorasi mencangkup meditasi, penelusuran, pengalian, pengumpulan data dan referensi mengenai sumber ide tentang terumbu karang di Indonesia. Tahap kedua meliputi 1 perencanaan, melakukan eksplorasi bentuk dan teknik; 2 visualisasi gagasan, menjadikan sketsa terpilih sebagai bentuk model prototipe. Tahap ketiga meliputi 1 perwujudan, melakukan pengembangan/ penyempurnaan sketsa terpilih yang akan digunakan sebagai rekabentuk dalam proses berkarya; 2 mengadakan penilaian dan evaluasi hasil karya. Hasil karya yang divisualisasikan sebanyak 7 karya seni keramik dengan bentuk 2 dimensi relief dan 3 dimensi. Diharapkan dengan penciptaan ini menjadi referensi masyarakat mengenai mengembangkan sektor alam sebagai sumber inspirasi produk kerajinan khas daerah pesisir Indonesia, serta membantu kecintaan masyarakat terhadap terumbu karang dan konservasi terumbu karang di Indonesia. Kata kunci terumbu karang, inspirasi, keramik hias Febriari, Ponimin TERUMBU KARANG SEBAGAI IDE INSPIRASI PEMBUATAN KERAJINAN KERAMIK HIAS 60 Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, sehingga memiliki keanekaragaman hayati dan nonhayati kelautan terbesar terutama terumbu karang. Terumbu karang adalah ekosistem marine yang unik, kompleks serta tinggi prokduktivitas sehingga menjadikan terumbu karang sebagai tempat tumbuh dan berkembangbiaknya kebanyakan ikan dan biota yang ada di i perairan, serta secara fisik fungsi terumbu karang adalah penahan abrasi pantai, pemecah gelombang dan lain sebagainya. Terumbu karang memiliki nilai estetik yang tinggi yang dapat digunakan sebagai pengembangan bidang seni, budaya dan sektor wisata bahari marine tourism. Hal tersebut menjadikan inspirasi penulis untuk dikembangkan menjadi penyusunan gagasan penciptaan kerajinan keramik hias, yang bersumber dari keindahan terumbu karang di Indonesia. Keramik merupakan produk kerajianan yang digunakan sebagai benda funsional yakni, pelengkap perabot rumah tangga dan lain sebgaianya yang telah ada sejak dulu, hingga berkembang menjadi salah satu media ekspresi dalam karya seni saat ini. Keramik sendiri di Indonesia merupakan produk lokal yang dapat ditingkatkan produktifitasnya, baik dalam produk keramik sebagai benda fungsional maupun sebagai benda hias. Indonesia memiliki beberapa daerah sebagai pusat kerajinan keramik diantaranya, keramik Plered Purwakarta, Jawa Barat, keramik Kasongan Yogyakarta, keramik Dinoyo Malang, Jawa Timur, keramik Pulutan Minahasa, Sulawesi Utara dan lain sebagainya Ponimin, 2018. Oleh karena itu keramik dipilih karena banyaknya pusat kerajinan keramik di Indonesia, serta dengan menginspirasi terumbu karang sebagai ide pembuatan, diharapkan menjadikan produk kerajinan keramik hias yang dapat menciri khaskan Indonesia sebagai negara bahari. Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai berikut 1. Mengapa terumbu karang diangkat sebagai ide pembuatan keramik hias berkarakter kearifan lokal. 2. Bagaimana pengolahan sumber ide terumbu karang dalam pembuatan kerajinan keramik hias berkarakter kearifan lokal. 3. Bagaimana hasil proses kreatif terumbu karang sebagai ide dalam kerajinan keramik hias. Tujuan-tujuan serta kebermanfaatan hendak dicapai dalam penciptaan ini diantaranya adalah 1. Mampu memaparkan hasil kajian terumbu karang Indonesia, sebagai sumber ide kerajinan keramik hias berkarakter kearifan lokal. 2. Mampu menjelaskan pengolahan sumber ide berupa konsep dan mengungkapkannya melalui proses kreatif kerajinan keramik hias berkarakter kearifan lokal. 3. Mampu menjelaskan hasil proses kreatif terumbu karang sebagai sumber ide pembuatan kerajinan keramik hias berkarakter kearifan lokal. Manfaat hasil proses kreatif ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan terhadap pihak-pihak terkait seperti pengerajin keramik maupun masyarakat luas, agar lebih mengembangkan sektor alam sebagai sumber inspirasi produk kerajinan yang memiliki karakter kearifan lokal Indonesia sebagai negara bahari. Mengingat selama ini produk kerajinan keramik memiliki kecenderungan bentuk-bentuk pottery tembikar, bentuk-bentuk hewan seperti ikan, burung, singa dan lainnya, tumbuhan seperti bunga, rerumputan dan lainya maupun karakter manusia. Metode yang lebih sesuai sangat diharapkan untuk mendaptakan bentuk-bentuk kerajinan keramik hias yang memiliki karakter kearifan lokal serta memiliki nilai artistik. Aspek kognisi sebagai hal utama dalam proses kreatif ini juga memperhatikan kepekaan dan kemampuan artistik dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip desain produk Sachari, 1989; 55. KAJIAN TEORITIS Terumbu Karang Pemicu Ide Kreatif berkarya keramik. Terumbu karang merupakan hewan laut yang bersimbiosis dengan alga Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies JADECS, Vol 3 No. 2 - November 2018 e-ISSN 2548-6543 61 Zooxanthellae, Guntur 2011 6 menyatakan bahwa, Terumbu karang terbentuk dari endapan-endapan masif kalsium karbonat CaCO3 dari organisme-organisme laut. Sebagian besar terumbu karang tersusun dari ordo karang keras Scleractinia, karang lunak Stolonifera, karang filum Coelenterata serta beberapa alga seperti koralin, alga hijau jenis Halimeda dan organisme lainnya. Pertumbuhan terumbu karang banyak terdapat di segitiga terumbu karang triangle coral reefs yaitu, di perairan Indo-Pasifik yang mencangkup kepulauan Filipina, kepulauan Indonesia, Papua dan bagian utara Australia dengan jumlah 50 genera dan 700 spesies. Di Indonesia sendiri terdapat 400 spesies terumbu karang dari total yang ada di perairan Indo-Pasifik dengan diantaranya merupakan katagori terumbu karang langkah yaitu, spesies Endangered. Guntur 2011 33 menyatakan bahwa, terdapat enam jenis terumbu karang yaitu, bentuk bercambah Branching, bentuk padat Massive, bentuk jamur Mushroom, bentuk kerak Enrusting, serta bentuk meja Tabulate. Jenis-jenis terumbu karang dalam proses pembentukan digolongkan menjadi empat kelompok berdasarkan fungsinya yaitu hermatype-symbionts, hermatype-asymbionts, ahermatypes-symbionts, dan ahermatypes-asymbionts Guntur, 2011 31-47. Proses kreatif dalam pembuatan terumbu karang sebagai ide inspirasi kerjinan keramik hias yang berkarakter kearifan lokal ini, penulis lebih kepada mengambarkan kerajinan keramik dalam bentuk objek terumbu karang yang banyak dijumpai di Indonesia seperti jenis branching, massive, mushroom, enrusting, tabulate dan tidak terkecuali dengan biota-biota laut lainya yang melekat pada terumbu karang seperti udang, kepiting, alga, lumut dan lain sebagainya. Keramik merupakan produk budaya serta sarana yang memiliki peran yang begitu penting sehingga memperoleh suatu hubungan dimasa lalu. Sebagai produk materi, keramik dapat dipandang sebagai objektivitas ide, nilai, norma dan peraturan maupun prilaku masyarakat. Saat itu bahan baku yang digunakan adalah tanah liat tanpa bahan tambah berbentuk periuk belanga, gerabah atau tembikar. Untuk saat ini kerajinan keramik yang digunakan adalah keramik jenis porselin terbuat dari 4 sampai 5 macam bahan seperti kaolin, feldspar, kuarsa, tanah liat, ball clay dan lain sebagianya, dengan hasil berwaran putih dan mengkilat menggunakan glasir dengan suhu pembakaran sekitar 1100-13000C. Keramik hias merupakan kerajinan keramik yang hanya memiliki satu fungsional yakni sebagai bahan pelengkap interior/ eksterior maupun sebagai benda hias lainnya. Kerajinan keramik yang dihasilkan secara konvensional maupun hanya dibuat dengan jumlah terbatas. Teknik yang digunakan pada umumnya dapat berupa teknik cetak casting, pijat pinching, pilin coiling, lempengan slabing maupun putar throwing Ponimin, 2010 67-80. METODE Menurut Sumarwahyudi 2011 75 menyatakan bahwa, metode merupakan suatu prosedur untuk mengetahui atau menyelesaikan dalam bentuk langkah-langkah yang sistematis. Metodologi merupakan pengkajian untuk mempelajari peraturan-peraturan di dalam suatu metode. Seperti yang diungkapkan oleh Gustami 2004 31 di dalam metodologi perancangan terdapat tiga tahap diantaranya eksplorasi, perencanaan dan perwujudan. Tahap ekplorasi meliputi aktivitas penjelajahan, menggali sumber ide dengan langkah-langkah identifikasi dan perumusan masalah, penelusuran, pengagalian, pengumpulan data dan referensi. Hasil pengolahan dan analisis data dapat disimpulkan secara teoritis dan dijadikan sebagai dasar perancangan. Berdasarkan metode perancangan tersebut penulis mengadaptasi menjadi beberapa tahapan sebagai berikut Tahap pertama adalah ekplorasi mencangkup penelusuran, pengagalian, pengumpulan data dan referensi mengenai sumber ide tentang kondisi terumbu karang Indonesia hingga terbentuk langkah-langkah identifikasi dan rumusan masalah. Tahap kedua yakni perencanaan yang penulis bangun dari butir-butir penting dari tahap pertama, melakukan eksplorasi bentuk dan teknik sehingga terbentuk konsep-konsep berkarya yang diwujudkan dalam bentuk Febriari, Ponimin TERUMBU KARANG SEBAGAI IDE INSPIRASI PEMBUATAN KERAJINAN KERAMIK HIAS 62 sketsa-sketsa, dari deretan sketsa yang sudah dibuat maka dipilih beberapa seketsa terpilih, serta mevisualisasikan gagasan menjadikan sketsa terpilih sebagai bentuk model prototipe. Tahap kedua ini penulis didukung dengan imajinasi/kepekaan estetik untuk memicu ide kreatif serta berbekal pengalaman artistik dan teknik berkarya Dharson, 2016. Tahap ketiga adalah perwujudan dalam tahap ini penulis melakukan pengembangan/ penyempurnaan sketsa terpilih yang akan digunakan sebagai rekabentuk dalam proses berkarya. Mewujudkan Konsep ke dalam bentuk karya keramik media ekspresi keramik non fungsional praktis dengan mempertimbangkan orientasi artistik dan teknik berkarya serta mengadakan penilaian dan evaluasi hasil karya, sehingga terwujudkan dalam karya seni keramik yang dapat di nikmati, diapresiasi, dan dihayati. Untuk memperjelas berikut gambar bagan metode penciptaan yang diadaptasi dari metode perancangan SP. Gustami. Gambar 1. Bagan Metode Perancangan/ Penciptaan Mengadaptasi dari Metode Perancangan SP. Gustami HASIL DAN PEMBAHASAN Pendalaman Sumber Ide dan Membangun Konsep Bentuk Karya Hal awal yang dilakukan adalah mengkaji beragam jenis terumbu karang yang ada di perairan Indonesia, serta memiliki bentuk potensial untuk diangkat sebagai bentuk kerajinan keramik hias. Ada beberapa jenis terumbu karang yang dianggap potensial sebagai inspirasi bentuk kerajinan keramik hias diantaranya, Branching, bentuk padat Massive, bentuk jamur Mushroom, bentuk kerak Enrusting, serta bentuk meja Tabulate. Gambar 2. Jenis Terumbu Karang Berdasarkan jenis terumbu karang yang banyak terdapat di perairan Indonesia tersebut, terlihat bentuk terumbu karang tersusun dari unsur bentuk yang unik, beragam dan kompleks, serta yang paling menonjol adalah bentuk lipatan-lipatan, lubang-lubang pori-pori serta permukaan yang terlihat kasar. Hal tersebut sangat berpotensi dijadikan sebagai bentuk kerajinan keramik hias yang berkarakter kearifan lokal. Oleh karena itu, dari hasil pengamatan terhadap terumbu karang yang terdapat di perairan Indonesia, penulis mengangkat sebagai ide untuk diadaptasi sebagai bentuk kerajinan keramik hias. Hal ini selanjutnya dilakukan proses kreasi yang berdasarkan aspek visual yang mewakili elemen bentuknya dengan prinsip-prinsip seni sebagai bahan pertimbangan Sachari, 2005. Prinsip-prinsip artistik yang menjadi pertimbangan adalah keunikan, filosofis/simbolik, serta kerumitan, sehingga terbentuk kerajinan keramik hias yang bersifat dekoratif. Aspek pengorganisasian visual seperti harmonisasi, keseimbangan, proporsi, ritme/irama, serta emphasis tetap diperhatikan untuk mengatur beragam unsur rupa seperti bentuk dan ruang, raut dan tekstur serta warna dan cahaya agar mencapai kesatuan, keteraturan dan keberagaman. Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies JADECS, Vol 3 No. 2 - November 2018 e-ISSN 2548-6543 63 Dalam proses kreatif ini bentuk terumbu karang akan di visualisasikan dalam kerajinan keramik hias stoneware bergelasir. Sehingga didapatkan konsep hingga terwujud dalam tujuh karya kerajinan keramik hias yang memiliki bentuk dua dimensi relief serta tiga dimensi. Berikut ini merupakan hasil dari proses eksplorasi bentuk hingga menjadi konsep serta tertuang dalam bentuk sketsa-sketsa terpilih karya kerajianan keramik yang selanjutnya akan dilakukan proses perwujudan. Gambar 3. Sketsa Terpilih Bentuk Karya Pertama Gambar 4. Sketsa Terpilih Bentuk Karya ke Dua Gambar 5. Sketsa Terpilih Bentuk Karya ke Tiga Gambar 6. Sketsa Terpilih Bentuk Karya ke Empat Gambar 7. Sketsa Terpilih Bentuk Karya ke Lima Gambar 8. Sketsa Terpilih Bentuk Karya ke Enam Febriari, Ponimin TERUMBU KARANG SEBAGAI IDE INSPIRASI PEMBUATAN KERAJINAN KERAMIK HIAS 64 Gambar 9. Sketsa Terpilih Bentuk Karya ke Tujuh Kajian Kritis Kajian kritis mencangkup media penciptaan yang digunakan. Media merupakan susunan/ tatanan yang menampakkan organisasi visual baik berupa objek estetik maupun objek yang non estetik. Media visual merupakan unsur pembentuk dari organisasi artistik, perupa berusaha memanipulasi media visual untuk mewujudkan idenya oleh karena itu pada hakekatnya adalah penciptaan struktur artistik. Media visual dimanfaatkan oleh perupa sebagai bahasa visual karena dengan media visual perupa berupaya menyampaikan bahasanya kepada khalayak melalui simbol-simbol visual. Di dalam media visual terdiri dari media fisik dan media estetik, sebenarnya kedua hal tersebut pada dasarnya secara visual keduanya saling melebur membentuk struktur fisik dan estetik di dalam visualisasi/ struktur yang artistic Indrawati,2009 17. Media fisik merupakan material atau bahan dalam mewujudkan/ mevisualkan ide/ gagasan kreatif menjadi suatu visualisasi/ struktur artistik. Seorang perupa dapat mewujudkan media fisik dalam bentuk bantuan alat dan teknik, karena dengan material/ bahan akan memiliki prosedural dalam mewujudkan dalam bentuk alat dan teknik tertentu sesuai dengan kualitas dan karakteristik material/ bahan. Material/ bahan yang digunkan perupa dalam mewujudkan/ mevisualkan ide/ gagasan kreatif dapat berupa material/ bahan alam atau produk industri. Media estetik adalah media yang dapat diidentifikasi sebagai unsur-unsur kerupaan seperti garis, bentuk dan ruang, warna dan cahaya, serta tekstur. Di dalam media estetik terdapat kualitas fisik dan kualitas non fisik psikologis, dengan demikian menjadikannya bentuk upaya komunikasi dalam hal simbol-simbol visual dari ide/ gagasan kreatif perupa, sehingga perasaan estetik perupa dipindah kedalam bentuk objek Indrawati, 2009 Dalam media estetik ini penulis berupaya mevisualkan dalam bentuk dan ruang, raut dan tekstur, serta warna dan cahaya. Alat dan Bahan Dalam proses kreatif ini alat yang dugunakan menyesuaikan dengan hasil sketsa terpilih yang akan digunakan sebagai prototipe proses perwujudan. Beberapa alat yang digunakan dalam proses kreatif ini diantaranya adalah mesin extruder, cangkul, meja putar tradisional, plastic, papan triplek, kertas karton, gulungan kayu dan tongkat kayu balok, butsir dan turning tools alat pengaruk, pisau palet dan kape, pipa, kawat pemotong, penggaris, cutting, tusuk gigi, sisir dan bolpoin bekas, cetakan, spuit dan piping bag plastik segitiga, batuan karang, timba, gelas ukur dan gelas plastic, sendok dan alat aduk, sponge spon, timbangan, kuas, saringan, mesin kompresor udara dan spray gun, serta oven pembakaran tungku api berbalik. Bahan yang digunakan merupakan bahan tanah liat clay hasil proses benefisasi di UPT Aneka Industri dan Kerajinan Unit Keramik Surabaya dengan tipe massa throwing/ putar, serta penggunaan pasir kuarsa sebagai filler/ zat pengisi. Bahan glasir sendiri menggunakan bahan glasir transparan dengan massa rendah serta warna di dapat dari bahan oksidan pewarna. Gambar 10. Oksidan Pewarna yang Digunakn Teknik Ada beberapa teknik yang gunakan dalam proses kreatif ini diantaranya teknik pembentukkan meliputi teknik pijit pinching, Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies JADECS, Vol 3 No. 2 - November 2018 e-ISSN 2548-6543 65 teknik pilinan coiling, serta teknik lempengan slabing, teknik dekorasi meliputi teknik impressing, combing, embossing, relief, pilin tempel, roll, spuit, dan kuas/ lukis brushing. Teknik penglasiran menggunakan proses penglasiran underglaze dengan teknik semprot spraying, teknik celup dipping, serta teknik kuas brushing, merupakan tipe keramik stoneware yang dilakukan pada pembakarang single firing dengan menggunakan tungku api berbalik dalam suhu 10000-12500 C Taufik Akbar, 2018. Proses Perwujudan Proses perwujudan dilakukan berdasarkan hasil eksplorasi, konsep hingga perancangan desain gambar sketsa yang telah dibuat sehingga teraktualisasi dalam proses perwujudan sebagai berikut 1. Pengolahan bahan, dalam tahap ini dilakukan pengolahan bahan tanah liat clay massa putar/ throwing, dengan pasir kuarsa dalam mesin extruder. 2. Proses pembentukkan, dalam tahap ini sketsa terpilih dijadikan sebagai prototipe proses pembentukkan, teknik yang digunakan diantaranya teknik pijitan pinching, pilinan coiling, serta lempengan slabing maupun kombinasi diantara teknik tersebut. 3. Proses dekorasi, dalam proses ini dilakukan setelah proses pembentukkan ketika kondisi bahan masih basah atau sudah mongering. Tahap ini menggunakan teknik dekorasi diantaranya teknik impressing dengan menggunakan batuan karang dan cetakan, teknik combing menggunakan sisir, teknik embossing menggunakan ujung bulpoint, teknik pilin tempel dengan membuat pilinan-pilinan dan ditempel, teknik roll menggunakan pipa dank kape untuk membentuk, teknik spuit menggunakan spuit dan kantung segitiga piping bag serta teknik relief. 4. Proses pengeringan, tahap ini menggunakan pengeringan dengan panas dari alam matahari yakni, dengan proses pengeringan pertama di dalam ruangan dengan suhu 250-310 C. Proses pengeringan kedua dengan suhu luar rungan tidak di bawah sinar matahari langsung, serta proses ketiga di bawah sinar matahari langsung hingga benar-benar kering. 5. Proses pewarnaan dan penglasiran, dalam proses ini dilakukan dengan teknik kuas/lukis brushing, teknik semprot spraying, serta taknik celup dipping, dengan menggunakan bahan glasir transparan dan pewarna oksidan pewarna. 6. Proses pembakaran, dalam proses ini dilakukan dengan single firing yakni dilakukan satu kali pembakaran dengan menggunakan suhu tinggi 10000-12500 C dalam oven/ tungku api berbalik selama 14 jam. 7. Proses finishing, dalam proses ini perlu dilakukan untuk menyortir keramik hasil pembakaran serta pengemasan/ packaging karya hingga siap untuk dijual. Packaging setidaknya dianggap efesien, serta menunjang penampilan produk Ponimin, 2017. Hasil Karya Dalam hasil karya akan disajikan beberapa hasil karya berdasarkan proses ekplorasi hingga proses perwujudan. Serta dalam hal ini akan dilakukan penjabaran karya serta pembahasan mengenai keekonomisan, agronomis, keefesiensian, psikologis, serta keamanan sebagai kerajinan keramik hias serta konsep penggunaan yang sesuai untuk benda hiasan. Berikut merupakan hasil karya diantaranya. Gambar 11. Hasil Karya Pertama Febriari, Ponimin TERUMBU KARANG SEBAGAI IDE INSPIRASI PEMBUATAN KERAJINAN KERAMIK HIAS 66 Karya ini berukuran 100 x 79 cm, memiliki warna rana putih yang soft, berusaha memberikan kesan nyaman, lembut dan energik. Karya ini dapat digunakan sebagai hiasan dinding, dapat sebagai pelengkap interior baik digunakan dalam ruang keluarga, kamar tidur, ruang tamu maupun pelengkap eksterior. Gambar 12. Hasil Karya ke Dua Karya ini berukuran 205 x 55 cm, memiliki ukuran yang cukup panjang, karya ini bertujuan digunakan sebagai hiasan meja, dengan bagian atas dilapisi kaca sehingga terkesan nature, dan dinamik. Serta dapat digunakan sebagai pengisi di ruang jalan maupun rungan dengan kontur memanjang. Gambar 13. Hasil Karya ke Tiga Karya ini berukuran 128 x 91 cm, terbentuk dari beebrapa bentuk segitiga yang memiliki relief terumbu karang. Karya ini berusaha memberikan kesan ceriah, energik dan dinamik. Bertujuan untuk hiasan dinding yang dapat digunakan sebagai pelengkap interior atau eksterior, baik pada ruang keluarga, ruang kerja, maupun ruang tamu. Gambar 14. Hasil Karya ke Empat dan ke Lima Gambar 15. Hasil Karya ke Enam dan ke Tujuh Termasuk karya tiga dimensi memiliki ukuran karya ke empat 30x30x 90 cm, karya ke lima 30x30x80 cm, karya ke enam 30x30x70 cm serta karya ke tujuh 30x30x80 cm. Memiliki kesan warna yang mencolok serta kesan soft. Bertujuan untuk penghias pojok ruangan maupun bagian utama, baik digunakan sebagai pelengkap interior maupun eksterior, baik diletakan di atas meja, di atas laci maupun pedestal. Berdasarkan hasil proses kreatif ini menyatakan bahwa insiprasi yang memiliki karakter kearifan lokal dapat dicapai dengan memanfaatkan salah potensi alam yang ada. Hal ini mampu memberikan kekhasan produk yang dibuat serta memiliki nilai jual. Journal of Art, Design, Art Education And Culture Studies JADECS, Vol 3 No. 2 - November 2018 e-ISSN 2548-6543 67 KESIMPULAN DAN SARAN Dalam hal ini ringkasan dan uraian yang memuat ide-ide penulis, keterkaitan antara aspek dan dimensi serta temenuan penulis dengan penemuan sebelumnya. Proses kreatif ini telah mengembangkan potensi alam Indonesia yakni terumbu karang menjadi insiprasi bentuk kerajinan keramik hias. Terumbu karang telah dikenal dengan bentuknya yang indah sehingga sangat berpotensi sebagai pengembangan bidang seni, budaya dan sektor wisata bahari marine tourism. Hal ini dapat dijadikan sebagai sumber inspirasi sehingga bentuk-bentuk keramik hias tidak hanya dengan bentuk-bentuk pottery, hewan, tumbuhan maupun manusia. Sehingga dengan ini dapat meningkatkan potensi kerajinan keramik hias berkarakter kearifan lokal sebagai negara bahari. Berdasarkan pada hasil proses kreatif ini dapat disarankan pada aspek kepraktisan serta pengemasan/ packaging untuk dapat dikembangkan oleh para perajin atau masyarakat. Sedangkan pada aspek teoritis, agar hasil proses kreatif ini lebih dikembangkan baik dari kajian teori maupun metodologi pengembangannya bagi akademisi seni dan desain. DAFTAR RUJUKAN Dharsono, Sony Kartika, 2016. Kreasi Artistik Perjumpaan Tradisi Modern dalam Paradigma Kekaryaan Seni, Karang Anyar LPKBN Citra Sains. Guntur, Prasetyo D. & Wawan. 2012. Pemetaan Terumbu Karang Teori, Metode dan Praktik. Bogor Ghalia Indonesia. Guntur. 2011. Ekologi Karang pada Terumbu Karang. Bogor Ghalia Indonesia. Gustami, S. P. 2004. Proses Penciptaan Seni kriya Untaian Metodologi. Yogyakarta Paskasarjana ISI Yogyakarta. Indrawati, Lilik. 2009. Nirmana Organisasi Visual. Malang Universitas Negeri Malang. Ponimin. 2018. “Diversifikasi Desain Produk sentra keramik Dinoyo Bersumber ide Budaya Lokal Malang” , dalam Jurnal Bahasa & SeniBahasa, Sastra, Seni & Pengajarannya, Volume 46. no 1 /2018. ______, 2017. “Revitalization Of Traditional Jug Into Interior Aesthetic Element With “Glocal Global Local Culture” dalam procciding seminar internasional “ ISOLEC”, Internationl Seminar on Language, Education, And Culture, 25-26 Oktober, Fakultas Sastra UM ______,. 2010. Desain dan teknik Berkarya Kriya Keramik. Bandung CV Lubuk Agung. Sachari, Agus. 1989. Estetika Terapan. Bandung Penerbit Nova Bandung Aditama. Sumarwahyudi. 2011. Filsafat Ilmu Seni. Malang Pustaka Kaiswaran. Universitas Negeri Malang. 2017. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang UM Press. Taufik Akbar, Wisnu Prastawa , 2018. “Karakteristik Dan Implementasi Tanah Liat Di Lubuk Alung Sebagai Bahan Baku Pembuatan Keramik Hias” Jadecs , ResearchGate has not been able to resolve any citations for this AkbarWisnu PrastawaTanah liat sebagai bahan baku keramk memiliki karakteristik berbeda-beda. Karakteristik suatu tanah liat berpengaruh pada kualitas sebuah karya keramik. Artikel ini adalah hasil penelitian karakteristik tanah liat di Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman dan diimplementasikan menjadi bahan baku pembuatan keramik hias. Tujuan penelitian ini adalah untuk pengembangan kriya keramik. Penelitian ini menggunakan mentodologi penelitian tindakan serta mengimplementasikan tanah liat menjadi keramik hias. Tanah liat Lubuk Alung merupakan tanah jenis earthenware yang memiliki karakteristik kurang plastis, berwarna terakota dan memiliki perentase susut kering 10% serta susut bakar 11% 800°C. Tanah liat Lubuk Alung dicampur dengan tanah liat plastis daerah Talawi Sawahlunto untuk dapat dijadikan bahan pembuatan keramik hias kategori tembikar. Ponimin - PoniminCeramic craft in Sentra Keramik Dinoyo of Malang has been produced in more or less four generations long. In the beginning, local crafters made potteries in traditional kitchenware. The increasing demand of consumer made room for decorative ceramic. Unfortunately, their product design development didn’t reflect local culture nuance. It because crafters weren’t able to develop the design. Through this activity, researcher tried to solve design problem, extracted from local culture as ceramic creation idea. So that local culture could appear as local ceramic characters. Ceramic product design development is done by formulating design concept, manifesting concept into product design image. Design image result then tested to design expert. The product design image then improved. This design improvement then manifested into ceramic product prototype. This development produced a unique design, one of them is ceramic with Kendi Garuda Kamandalu’ teapot from Kidal Temple’s reliefs theme. permalink/DOI Dharsono KartikaThe encounter of modern tradition is a paradigm of modern art with a touch of tradition, a phenomenon tosearch for Indonesian roots in Indonesian cultural identity, then called the work of sanggit. To meet the global era, thealternative we have to build is how to do local studies traditional arts that can be an alternative to the development ofart towards global ideology, so that global phenomena will become more local. Preservation of traditional art, as a formof cultural resilience. Preservation can be interpreted as preservation and conservation. Preservation is maintaining,caring for, and protecting, while conservation is the preservation of development and / or utilization of value. Thepurpose of this discussion is to offer a phenomenon of meeting modern traditions in the Indonesian art workforce paradigm; 1 offering the concept of revitalization of sanggit as the basis for art work, 2 offering the concept of reinterpretation of sanggit as the basis for art work and 3 offering the concept of symbolic expression and / or abstraction as the basis of art work. Research / study steps are carried out with a qualitative research model with a cultural approach, referring to the teachings of Javanese culture in accordance with Javanese cultural philosophy and philosophy. This approach emphasizes data interpretation in case specificity. The review of the analysis in this study emphasizes more on the interaction model of qualitative data analysis, using a Javanese cultural approach. Analysis interactions were carried out to analyze qualitative data from the results of empirical data collection. The interactive results of the analysis are then examined by interpretive analysis in a hermeneutic Terumbu Karang Teori, Metode dan PraktikPrasetyo D GunturWawanGuntur, Prasetyo D. & Wawan. 2012. Pemetaan Terumbu Karang Teori, Metode dan Praktik. Bogor Ghalia Karang pada Terumbu KarangGunturGuntur. 2011. Ekologi Karang pada Terumbu Karang. Bogor Ghalia Penciptaan Seni kriya Untaian Metodologi. Yogyakarta Paskasarjana ISI YogyakartaS P GustamiGustami, S. P. 2004. Proses Penciptaan Seni kriya Untaian Metodologi. Yogyakarta Paskasarjana ISI Organisasi VisualLilik IndrawatiIndrawati, Lilik. 2009. Nirmana Organisasi Visual. Malang Universitas Negeri Terapan. Bandung Penerbit Nova Bandung AditamaAgus SachariSachari, Agus. 1989. Estetika Terapan. Bandung Penerbit Nova Bandung Aditama. Share Tweet – Salah satu keindahan sekaligus keunggulan yang dimiliki oleh alam Indonesia adalah keindahan terumbu karangnya. Bahkan keindahan terumbu karang di Indonesia juga sudah diakui oleh dunia. Hal tersebut dapat terlihat dari banyaknya wisatawan luar negeri yang sengaja datang ke Indonesia guna melihat kecantikan terumbu karangnya. Hal yang tidak bisa didapatkan di sana. Bahkan perlu diketahui bahwa jumlah seluruh terumbu karang yang ada di dunia maka Indonesia menyumbangkan 18 persennya. Tidak berhenti sampai di situ saja karena ternyata terumbu karang yang ada di Indonesia juga menjadi tempat hidup dari spesies ikan dan 197 hewan endemik yang cukup langka. Jadi Anda tidak perlu ragu lagi akan keindahan terumbu karang ini. Bahkan baru-baru ini Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia atau LIPI melakukan riset untuk mengetahui kondisi dari terumbu karang di Indonesia. Riset ini sendiri dilakukan sebagai langkah awal untuk melakukan konservasi. Namun ternyata hasil dari penelitian menegaskan bahwa kondisi terumbu karang sudah berada di tahap mulai mengkhawatirkan. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa kondisi terumbu karang yang masih benar-benar terjaga adalah di Papua dan Wakatobi saja. Dalam arti kata lain, sisa terumbu karang di berbagai daerah di Indonesia cukup mengkhawatirkan. Kebanyakan terumbu karang sudah rusak atau tercemar berbagai limbah terutama limbah seperti plastik. Hal ini seperti yang diungkapkan langsung oleh peneliti dari Pusat Oseanograf yaitu Dr. Dirhamsyah, “Berdasarkan studi kami, 5 kota dengan sampah plastik terbesar adalah Padang, Makassar, Manado, Bitung dan juga Ambon,” jelasnya. Tentunya ungkapan tersebut semakin menegaskan bahwa mesti dilakukan langkah cepat dalam mengatasi masalah yang satu ini. Selain itu, pastinya ada beberapa alasan yang membuat keindahan terumbu karang di Indonesia mulai menghilang bahkan rusak. Alasan pertamanya adalah karena masih banyak orang yang menganggap bahwa laut adalah tempat sampah yang paling mudah dijangkau. Anggapan tersebutlah yang kemudian membuat banyak orang membuang sampah di laut. Kondisi tersebut pastinya secara tidak langsung akan merusak kondisi lautan terutama kondisi terumbu karangnya. Jadi penting sekali bagi setiap orang untuk menjaga kondisi terumbu karang ini dengan tidak membuang sampah secara sembarangan. Soalnya keberlangsungan makhluk hidup dan juga terumbu karang sangat dipengaruhi oleh kebersihan dari laut itu sendiri. Alasan berikutnya yang membuat terumbu karang makin mengkhawatirkan adalah proses menangkap ikan para nelayan yang sembarangan. Soalnya tidak bias dipungkiri bahwa sekarang ini banyak nelayan yang sudah meninggalkan cara tradisional untuk menangkap ikan. Mereka sudah memulai menggunakan cara yang modern untuk mendapatkan ikan lebih cepat. Masalahnya cara menangkap ikan yang dipilih tersebut tergolong berbahaya dan dapat dipastikan merusak terumbu karang yang ada di laut. Cara tersebut mulai dari menggunakan bom ikan, menggunakan zat kimia hingga menggunakan jaring pengeruk. Kombinasi tersebutlah yang kemudian membuat kondisi laut semakin memprihatinkan dan dipastikan merusaknya. Alasan terakhirnya adalah karena banyaknya orang yang menyelam ke laut dan memetik terumbu karang sebagai bentuk cenderamata. Hal ini pastinya bukan hanya merusak terumbu karang, tapi juga mengurangi jumlahnya secara signifikan. Jadi penting sekali untuk tidak mengambil terumbu karang yang ada di laut dengan alasan apapun yang dimiliki. Padahal dengan menjaga keindahan terumbu karang di Indonesia maka akan memberikan dampak positif. Salah satu yang paling utama adalah keberlangsungan biota laut dan stok ikan yang melimpah. Apabila hal ini dapat terjaga maka kesejahteraan para nelayan yang hidup mengandalkan laut pastinya akan lebih mampu terjaga dengan baik. Hairun Nisa merupakan salah satu penulis untuk media online yang menulis artikel topik kesehatan termasuk kecantikan serta yang relevan dengan keahliannya. Properti Bingung Mau Beli Rumah atau Tanah? Baca Ini Dulu Jika kamu sedang memiliki niat untuk memiliki properti hunian baru ada baiknya untuk simak dan pelajari perbandingan membeli tanah dan membangun rumah sendiri atau membeli rumah jadi Published 3 hari agoon Juni 12, 2023 Ilustrasi Foto Ist. Lampung dot co – Properti Memutuskan untuk beli rumah atau tempat tinggal bukan merupakan perkara yang mudah. Terlebih lagi saat ini sedang marak-maraknya dibangun perumahan dengan desain dan bentuk yang cukup menarik. Tidak sedikit para developer dan pengembang berlomba-lomba meningkatkan pasaran properti yang mereka jual. Bahkan rumah dan tanah dijual dengan nilai jual yang cukup menggiurkan. Namun hal ini tidak lantas menciutkan nyali sebagian orang yang memilih untuk membangun rumah impian mereka sendiri. Ada pertimbangan dan perhatian khusus yang membuat mereka memutuskan untuk beli tanah dijual yang kemudian membangun sendiri rumah impian mereka. Hal-hal diatas bisa membuat sebagia besar orang yang ingin membeli rumah atau tanah sedikit kebingungan dengan keputusan mereka. Di sisi lain tergiur dengan nilai jual yang ditawarkan oleh berbagai agen perumahan, sementara mereka masih menginginkan untuk membangun rumah impian mereka sendiri. Jika kamu sedang memiliki niat untuk memiliki properti hunian baru ada baiknya untuk simak dan pelajari perbandingan membeli tanah dan membangun rumah sendiri atau membeli rumah jadi di perumahan. Dari Segi Harga Umumnya membeli tanah kavling atau tanah yang siap untuk dibangun rumah diatasnya memang lebih murah dibandingkan dengan beli rumah jadi di perumahan. Tentu saja karena pembelian tanah tidak memerlukan biaya tambahan lainnya untuk biaya bangunan. Namun kamu perlu untuk mengkalkulasikan biaya untuk membangun rumah yang akan dilakukan nantinya. Karena membangun rumah sendiri belum tentu lebih murah dibandingkan dengan beli rumah yang sudah jadi. Jika kamu memiliki dana atau budget yang cukup terbatas untuk memiliki hunian sebaiknya pilih untuk beli rumah yang sudah jadi saja untuk menghemat pengeluaran tak terduga. Namun jika kamu sudah memiliki rencana yang cukup matang, memiliki waktu untuk menjalankan/mengawasi proses pembangunan rumah serta memiliki budget yang cukup, kamu bisa memilih untuk membangun rumah impianmu sendiri. Kesiapan Bangunan Bila kamu memutuskan untuk membeli rumah jadi di perumahan tentunya sudah dapat menghuninya saat itu juga. Hal ini akan cukup menghemat waktu dan tenaga bagi kamu yang sibuk dan tidak memiliki waktu luang untuk memersiapkan rencana dan proses membangun rumah. Hal ini tentu akan jauh berbeda jika kamu beli tanah dijual untuk membangun rumah sendiri. Desain Bangunan Membangun rumah sendiri akan memberikan kemudahan yang lebih leluasa untuk kamu memilih dan menentukan tata ruang rumah impian yang kamu inginkan. Bentuk rumah dan desain rumah dapat kamu tentukan dengan sangat leluasa. Hal ini cukup berbeda bila kamu memutuskan untu beli rumah jadi karena kamu harus menerima bentuk dan tata letak ruang yang sudah dibangun. Kamu hanya perlu menata dan mendesain interior rumah tanpa mengubah bentuk dan tata ruang yang sudah dibuat oleh pihak pengembang. Meskipun begitu kamu tetap bisa memilih bentuk dan bangunan rumah jadi yang sudah ada yang ditawarkan oleh developer. Kualitas Bangunan Ketika kamu membangun rumah sendiri kamu bisa mengetahui dan menentukan bahan atau material apa yang digunakan untuk membangun rumah tempat tinggalmu. Kamu bisa mengendalikan dan mengaturnya sesuai dengan apa yang kamu inginkan. Namun jika kamu memutuskan untuk beli rumah jadi kamu hanya bisa melakukan pengecekan bangunan yang sudah jadi. Jika kamu termasuk bukan seseorang yang paham akan kualitas bangunan rumah atau kualitas sebuah properti ada baiknya untuk mengajak seseorang yang sudah ahli untuk dijadikan sebagai informan yang cukup terpercaya untuk menilai spesifikasi bangunan rumah yang akan kamu beli. Penutup Hal-hal diatas sudah cukup memberikan gambaran dan pengetahuan untuk kamu yang masih bingung menentukan pilihan untuk tempat tinggal. Bila kamu memiliki budget terbatas dan tidak memiliki waktu banyak untuk menjalankan dan memantau proses pembangunan rumah ada baiknya jika kamu memilih untuk beli rumah jadi saja. Namun bila kamu memiliki waktu luang cukup banyak atau sudah memiliki desain yang detail mengenai rumah impian yang kamu inginkan serta memiliki dana yang cukup banyak untuk melakukan pembangunan rumah lebih baik kamu beli tanah dijual untuk dibangun tempat tinggal yang kamu inginkan. Oto Ini 5 Aksesoris Mobil dan Motor Canggih yang Sedang Tren Aksesoris otomotif yang semakin canggih terus bermunculan, berikut pilihan aksesoris canggih yang dapat mendukung berkendara jadi lebih aman dan nyaman. Published 7 hari agoon Juni 8, 2023 Ilustrasi Dash Cam Mobil Foto Ist. Lampung dot co – Otomotif Hidup di era teknologi seperti saat ini, memudahkan berbagai aktivitas sehari-hari masyarakat, salah satunya yakni dalam berkendara. Termasuk dengan semakin berkembangnya aksesoris otomotif, seperti alat canggih dash cam mobil hingga intercom helm untuk pemotor agar memberikan keamanan dan kenyamanan dalam berkendara. Aksesoris Mobil dan Motor yang Sedang Tren Melihat aksesoris otomotif yang semakin canggih terus bermunculan, Tokopedia membagikan 5 pilihan aksesoris otomotif canggih yang dapat mendukung berkendara jadi lebih aman dan nyaman seperti pada daftar di bawah ini. Dash Cam Mobil Dashboard camera atau kamera dasbor sering disingkat dash cam mobil adalah kamera kecil yang dipasang pada spion tengah mobil. Dash cam berfungsi sebagai aksesoris mobil untuk merekam selama berkendara. Sehingga jika terjadi sesuatu seperti kecelakaan hingga pencurian, hasil rekaman dapat menjadi alat bukti yang diharapkan bisa mempermudah klaim asuransi mobil. Bahkan, beberapa dash cam canggih telah terpasang fitur GPS yang memudahkan pemilik kendaraan mengetahui posisi mobil ketika dalam kondisi terparkir atau dicuri. Intercom Helm untuk Pengendara Motor Untuk menghindari miskomunikasi saat berbicara di atas motor, penggunaan intercom sebagai alat komunikasi tambahan di helm sangat dianjurkan untuk dimiliki. Alat ini dapat mendukung untuk berkomunikasi antar pemotor lainnya ketika touring, atau berbicara dengan penumpang di belakang tanpa perlu berteriak. Bahkan, sudah banyak intercom helm yang telah memiliki fitur Advanced Noise Control, sehingga dapat mengurangi suara angin dan suara gangguan di sekitar. Air Purifier Mini Sejak pandemi melanda dan kualitas udara yang belakangan ini memburuk, air purifier menjadi salah satu produk yang direkomendasikan untuk dimiliki tak hanya di dalam rumah, namun juga di dalam mobil. Tujuannya adalah agar udara di dalam mobil tetap bersih, sehingga terhindar dari bakteri, virus, hingga polusi. Selain itu, penggunaan air purifier ini dapat menghilangkan bau serta menjaga kelembapan udara. Car Charger Inverter Car charger inverter berfungsi sebagai pemenuh keperluan listrik ini wajib dimiliki pengendara mobil. Pemakaian komponen ini bisa jadi solusi untuk mengisi ulang daya ponsel sehingga pengendara dapat mengakses aplikasi navigasi hingga selamat sampai tujuan. Bahkan untuk mempersiapkan rapat daring yang mendadak, misalnya, pengendara dapat mengisi daya baterai laptop dengan mudah. Pompa Ban Mobil Elektrik Perangkat ini juga wajib dimiliki oleh pengendara, terutama yang memiliki mobilitas tinggi, misalnya sering melakukan perjalanan dinas ke luar kota melalui jalur darat. Jika ban mobil mendadak kempes saat di perjalanan, pompa ban mobil elektrik portable menjadi pertolongan pertama’ hingga menemukan bengkel terdekat. * Properti Beberapa Pertimbangan Sebelum Membeli Rumah Minimalis Bagi kamu yang memutuskan untuk membeli rumah minimalis dibandingkan dengan membeli tanah atau tipe rumah lainnya. Perimbangkan dan pelajari semua informasi mengenai rumah minimalis Published 7 hari agoon Juni 8, 2023 Ilustrasi Rumah Minimalis Fot Ist, Lampung dot co – Properti Membeli rumah minimalis memang tengah banyak diminati masyarakat beberapa tahun belakangan. Sebagian besar rumah minimalis diminati oleh masyarakat yang tinggal di pusat kota. Dibandingkan dengan mencari tanah, masyarakat lebih suka untuk lengsung membeli rumah minimalis. Konsepnya yang cukup sederhana namun tetap menampilkan kesan modis dan elegan menjadi alasan lain masyarakat membeli hunian rumah minimalis. Rumah minimalis cukup banyak dikembangkan di seluruh daerah di Indonesia. Para pengembang memutuskan lebih banyak membuat perumahan tipe rumah minimalis untuk menghemat lahan. Bagi kamu yang masih bingung untuk memutuskan pilihan rumah seperti apa yang akan kamu huni atau beli. Coba pertimbangkan beberapa kelebihan dan kekurangan dari rumah minimalis berikut ini. Kelebihan Rumah Minimalis Hemat Biaya Konsepnya yang sederhana dengan luas yang tidak terlalu besar dan tidak memerlukan banyak ornament serta furniture yang mewah cukup menjadi alasan mengapa nilai jual dari rumah minimalis ini cukup terjangkau. Hanya dengan menggunakan properti sederhana rumah dengan konsep minimalis ini bisa menampilkan kesan menarik dan elegan. Tidak sedikit para pengembang perumahan menawarkan rumah dengan konsep minimalis untuk para konsumennya. Meskipun kamu tidak dapat menaruh banyak properti di rumah minimalis, namun kamu tetap bisa berkreasi dengan tampilan eksterior atau bentuk dari rumahnya untuk membuat rumah minimalis memiliki kesan megah dan mewah. Ketika kamu mulai tinggal di rumah minimalis pun, kamu tidak akan mengeluarkan biaya yang tinggi untuk merawat dan menjaganya. Luasnya yang tidak besar akan membuat pengeluaran rutin tidak besar pula. Selalu Rapi Kesan ini akan selalu dipancarkan oleh rumah minimalis. Karena tidak terlalu luas kamu bisa dengan mudah mengatur dan menatanya. Meskipun diperlukan perhitungan dan perkiraan yang cukup matang untuk mengatur semua properti dan desain interior rumah minimalis, namun hasil yang akan kamu dapatkan pun tidak akan mengecewakan. Ada banyak sekali furniture multi task dengan desain dan bentuk yang unik dapat kamu beli dan simpan di setiap ruangan di rumah minimalis. Bentuknya yang unik akan memberikan kesan yang menarik. Mudah dan Cepat Dibersihkan Kegiatan sepele yang terkadang dianggap terlalu merepotkan oleh sebagian besar masyarakat ialah kegiatan membersihkan rumah. Keadaan rumah yang bersih tentu akan membuat penghuninya nyaman. Luasnya yang tidak terlalu besar sangat memungkinkan untuk kamu mudah dan cepat ketika melakukan kegiatan membersihkan rumah. Tak perlu meluangkan waktu-waktu tertentu dengan budget tertentu untuk melakukan kegiatan ini. Kekurangan Penghuni terbatas Mengingat luas ruangan dan bangunan yang tidak terlalu luas, rumah minimalis ini dirasa tidak tepat untuk kamu yang memiliki anggota yang cukup banyak. Model rumah seperti ini biasanya dipilih oleh masyarakat yang memiliki keluarga kecil atau pasangan yang baru menikah. Luas bangunan yang tidak luas membuat kamu hanya memiliki beberapa ruangan kamar saja. Tampak berantakan Memiliki rumah dengan luas terbatas tetunya hanya memerlukan properti yang sedikit. Jika kamu suka mengkoleksi atau mengumpulkan banyak barang. Hal ini akan membuat rumah minimalis yang kamu miliki tampak berantakan. Hal inilah yang sering menjadi kendala masyarakat Indonesia. Meskipun anggota keluarga memiliki jumlah yang sedikit, namun barang yang mereka miliki cukup banyak, hal ini akan sangat mengganggu kenyamanan ketika kamu memutuskan untuk tinggal di perumahan dengan konsep Minimalis. Sebagian besar masyarakat Indonesia memiliki kebiasaan untuk mengumpulkan dan menyimpan barang yang sudah tidak terpakai. Hal ini akan membuat rumah minimalis yang kamu beli tampak tidak indah dan cukup tidak nyaman untuk dihuni. Penutup Bagi kamu yang memutuskan untuk membeli rumah minimalis dibandingkan dengan membeli tanah atau tipe rumah lainnya. Perimbangkan dan pelajari semua informasi mengenai rumah minimalis, mulai dari untung dan ruginya, hingga tata cara menata dan mendekorasi setiap ruangan di rumah minimalis agar tetap tampak luas. Perhatikan setiap detailnya dan rencanakan desain dengan matang untuk mendapatkan hasil tampilan yang maksimal. Itulah beberapa informasi yang disampaikan pada ulasan kali ini. Semoga informasi diatas dapat bermanfaat dan diterapkan dengan baik.

keberadaan terumbu karang yang indah sangat penting dalam pengembangan sektor